Rabu, 17 Mei 2017

Setia Berbuat Benar

RENUNGAN PAGI
RP180517
Bacaan : Kej. 6 : 5-22

SETIA BERBUAT BENAR

“ 1 liter aqua untuk 10 liter air bersih “. Demikianlah iklan sebuah perusahaan air mineral bermerek AQUA. Perusahaan ini bermaksud mempromosikan kepedulian terhadap sesama yang tengah kesulitan mendapatkan air bersih untuk kelangsungan hidupnya. Dengan membeli seliter air aqua kemasan, secara langsung sudah membantu saudaranya senilai 10 liter air bersih. Konsumen tidak merasa dirugikan, sebaliknya tanpa disadari sudah mampu berbuat untuk kebaikan hidup saudaranya yang jauh di sana. Bila dibayangkan seliter aqua adalah satu kebaikan, berarti oleh satu kebaikan mampu membawa sepuluh kebaikan tanpa sadar. Begitu sebaliknya, satu kejahatan akan membiarkan sepuluh kejahatan tetap hidup. Demikianlah yang terjadi pada manusia mula-mula. Kejahatan menjadi berkembang pesat hanya karena satu orang berbuat jahat. Sampai pada akhirnya, Tuhan Allah menyesal akibat perkembangan dosa dan kejahatan yang tak terkendali.

Tuhan menciptakan manusia tidak sama dengan manusia menciptakan robot. Robot tidak punya akal budi dan otoritas bebas, sehingga semua aktifitasnya dapat dikendalikan. Tuhan menciptakan manusia dengan disertai akal budi dan otoritas kebebasan. Toh demikian, Tuhan menghendaki supaya manusia tetap memiliki kesadaran akan Sang Penciptanya dengan segala kehendak-Nya yang baik dan benar. Berlatar belakang kebebasan dan akal budi itulah sehingga tidak semua manusia jahat. Nuh satu-satunya yang masih setia dan sadar akan dirinya. Di mata Tuhan, Nuh didapati satu-satunya yang masih tetap benar. Sementara yang lain jahat.

Sejak awal, Tuhan tidak pernah merancangkan yang jahat. Sejak di taman Eden, manusia sudah difasilitasi dengan segala yang dibutuhkan hidup manusia. Bahkan hingga ke luar dari Eden pun, Tuhan masih memberikan tempat dan kesempatan untuk tetap hidup. Namun kenyataannya, manusia tidak tahu atas segala kebaikan Tuhan. Dari sekian manusia di bumi hanya ada satu sosok Nuh yang setia. Demikianlah Tuhan memberi kasih karunia. Melalui Nuh, Tuhan melakukan pembeharuan hidup di bumi yang semakin bermartabat. Oleh kesetiaan Nuh, Tuhan berkenan membuat rencana pemulihan. Betapa peran Nuh seorang dan keluarganya adalah penting bagi semua mahkluk di bumi. Hanya karena Nuh yang tetap setia dan hidup benar, Tuhan berkenan membangun kehidupan yang baru, yang labih baik.

Ternyata tidaklah sulit untuk membangun lingkungan, bangsa,hingga  negeri ini. Hanya dibutuhkan kesetiaan dan selalu berbuat yang benar di mata Tuhan. Tidak perlu kita susah payah melakukan propaganda dan orasi segala macam. Cukup dengan menjaga diri untuk tetap setia dan benar. Niscaya Tuhan akan melakukan perkara yang besar untuk kebaikan lingkungan, bangsa dan negeri kita tercinta.
Selamat pagi, selamat berkatifitas, selamat membangun lingkungan dan bangsa serta negeri yang tercinta ini. tetap setialah berbuat benar baik maupun tidak baik keadaannya. Tuhan Allah dalam Yesus Kristus yang adalah sumber segala rahmat memberkati kita semua. Amin.

Doa : Kami bersyukur kepada-Mu Tuhan, yang sudah memberikan rahmat-Mu. Pagi ini kami dapat bertemu dengan hari yang baru, itu karena Engkau masih menyayangi kami. Biarlah kami belajar untuk setia berbuat benar demi terwujudnya rencana dan kehendak-Mu di dunia ini. Amin.

Pujian : KJ 400 “ Kudaki jalan mulia……………………………….”


Tinggal dalam Firman Allah

Renungan Malam, Rabo 17 Mei 2017
RM170517
Bacaan : Yohanes 8: 31-38
TINGGAL DALAM FIRMAN ALLAH
Cukup mengesankan danb perlu untuk dicontoh. Melalui laporan di televisi, sejak ada di rutan Mako Brimob Jakarta, saudara kita Ahok senantiasa mengkhususkan waktu membaca Alkitab dan berdoa. Dikatakan bahwa yang dapat beliau lakukan hanyalah beribadah di rutan saat ini. Kesaksian dari adiknya, beliau memang sudah terbiasa melakukan hal seperti itu, baca Alkitab sejak sekolah di SMP. Sehingga bukan hanya sekedar alasan karena sekarang dalam kondisi yang tidak menguntungkan, barulah ingat Firman Tuhan. Beliau sungguh-sungguh mengimani Firman Tuhan sebagai satu-satunya sumber kehidupannya. Tidak ada waktu dan tempat yang membatasi beliau untuk selalu membaca Alkitab. Apalagi sekarang, dengan kondisi yang sangat terbatas, beliau hanya bisa melakukan ibadah sesuai apa yang dimiliki, adalah waktu. Tidak ada tempat yang lebih leluasa, tetapi masih ada waktu untuk tetap beribadah. Walau di dalam tahanan, beliau tetap merasakan sebagai orang yang merdeka, orang yang tetap bebas melakukan yang benar.
Betapa kuasa Firman Allah sangat menakjubkan. Oleh Firman Allah, hidup menjadi kuat, selalu siap dan tabah menghadapi segala persoalan. Demikianlah yang juga disampaikan Tuhan Yesus sejak awal. Dalam firman-Nya, “ Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu “. Firman Tuhan memang bukanlah  jimat yang spontan dan instant menjadikan orang sakti. Bukan pula japa-mantra yang bisa menolak bencana seketika. Firman Tuhan adalah sarana yang disediakan bagi setiap orang yang ingin selamat, lepas dari kebinasaan. Oleh karenanya, kapanpun dan dimanapun Firman Tuhan tidak boleh lepas. Selalu melekat di setiap waktu dan tempat. Firman Tuhan itu akan mengajari kita secara langsung pada realita kehidupan. Bukan hanya sekedar teoritis, namun praktis.
Adalah jelas kata Tuhan Yesus, setiap orang yang ada dalam firman-Nya akan menjadi murid-Nya. Tugas tanggungjawab murid tidak lebih dari belajar. Belajar tidak kenal usia. Sampai kapanpun murid harus tetap belajar. Oleh ketekunannya seorang murid dipastikan lebih cepat dapat menjawab persoalan. Murid yang tekun belajar tidak akan melakukan hal-hal yang konyol, atau ngawur saat menghadapi soal yang sulit. Ia akan terus mengolah pikirannya, berusaha membuka memori dalam ingatannya. Dari ketekunannya, ia akan mampu mengembangkan ide-ide yang cemerlang dengan tetap berlandas rumus yang baku. Di situlah ia tidak akan dipermalukan, sebab ia tidak hanya mampu menjawab soal, tetapi lebih dari itu mampu mengembangkan ilmu pengetahuannya.
Semoga hari-hari kita tidak banyak yang sia-sia. Kita sempurnakan hari lepas hari pengetahuan kita tentang kebenaran untuk bebas dari jeratan maut. Firman Tuhan satu-satunya yang perlu kita bawa disegala tempat dan waktu. Niscaya kita akan terbebas dari jeratan kesalahan yang dapat menimbulkan penderitaan. Selamat beristirahat, esok hari kita berjumpa dengan Firman-Nya yang lebih menakjubkan.
Doa : Tuhan, berikanlah kami hati yang selalu rindu akan Firman-Mu. Kini kami serahkan istirahat malam kami ke dalam tangan kuasa-Mu. Amin.

KPJ. 204

Jumat, 24 Maret 2017

Jangan Berlaku Seperti Begal

SATURDAY, MARCH 25, 2017

JANGAN BERLAKU SEPERTI ORANG BEBAL

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 25 Maret 2017

Baca:  Mazmur 53:1-7

"Orang bebal berkata dalam hatinya: 'Tidak ada Allah!' Busuk dan jijik kecurangan mereka, tidak ada yang berbuat baik."  Mazmur 53:2

Semua orang pasti akan merasa tersinggung dan marah besar jika mereka dikata-katai oleh orang lain dengan sebutan orang bodoh, apalagi disebut orang bebal.  Dalam teks aslinya kata bebal diartikan sebagai orang yang bodoh, jahat dan tidak menghormati Tuhan.  Orang bebal dapat diartikan pula orang yang sukar sekali untuk mengerti, tidak cepat tanggap, tidak mau berubah, karena ia menolak pengertian dan pengajaran.

     Kita secara terang-terangan tidak mau disebut bebal, namun dalam praktik kehidupan sehari-hari, sadar atau tidak, kita seringkali berlaku seperti orang yang bebal.  Penulis Amsal secara gamblang menggambarkan keberadaan orang bebal sebagai orang yang emosinya sangat labil, emosinya tak bisa dikendalikan sehingga amarahnya mudah sekali meledak-ledak;  orang yang hanya ingin didengar oleh orang lain karena merasa diri paling benar;  orang yang suka sekali mencela, menghina, menghakimi, mencemooh orang lain;  orang yang selalu berbantah-bantahan, artinya suka sekali mencari keributan hanya karena ingin menunjukkan kehebatan atau kemampuannya;  orang yang suka sekali memfitnah atau mencari-cari kesalahan orang lain  (baca  Amsal 18:1-8).

     Jelas sekali menunjukkan bahwa orang bebal adalah orang yang tidak takut akan Tuhan, tak menganggap Tuhan itu ada.  Beruntungkah orang yang berlaku demikian?  Firman Tuhan memastikan bahwa hidup mereka tak luput dari hukuman dan yang lebih mengerikan lagi adalah mereka mengalami penolakan dari Tuhan.  "Orang bebal dibinasakan oleh mulutnya, bibirnya adalah jerat bagi nyawanya."  (Amsal 18:7).  Menjalani hidup di masa seperti ini tidaklah mudah, karena itu rasul Paulus menasihati:  "...perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat."  (Efesus 5:15-16).  Mungkin kita sedang mengalami pergumulan hidup yang berat karena perlakuan yang tidak adil atau kejahatan yang diperbuat orang-orang di sekitar yang tidak mengenal Tuhan.  Jangan takut dan putus asa, karena ada waktunya di mana Tuhan akan menegakkan keadilan-Nya!

Jangan sekali-kali berlaku bebal, karena orang bebal tidak luput dari hukuman!